Fery24's_Shinigami

RIOT !!!

Tolong Kasih Judul…. January 7, 2010

Filed under: 1 — fery24 @ 7:29 pm

di saat seorang menunggu jawaban
hanya diam yang di berikan
orang pun semua itu akan terjadi
sejujurnya ingin…

namun di buang sudah semua harapan
seharusnya pergi melepaskan diri
jangan kembali dan dapat melupakan semua kenangan
dimasa lalu…

Rasakan semua, demikian pinta sang hati.
Amarah atau asmara, kasih atau pedih,
segalanya indah jika memang tepat pada waktunya.

 

Sebab Konflik Dalam Organisasi Yang Frustasi

Filed under: 1 — fery24 @ 6:48 pm

Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa orang bahwa kelompok semua orang atau kelompok dalam sebuah organisasi sudah pasti memiliki tujuan dan pandangan masing-masing dari kerjanya dalam organisasi. Mereka bersaing untuk mencapai kepentingannya masing-masing dalam organisasi tersebut. Hal ini juga ditandai dengan perbedaan yang ada mengenai segala macam sifat dalam anggota organisasi.

Perbedaan-perbedaan yang ada akan menimbulkan perselisihan paham antara para anggota organisasi. Perselisihan paham ini dinamakan konflik. Konflik ini bisa muncul secara terus menerus apabila manajer dalam organisasi tersebut tidak bisa menciptakan situasi sepaham dalam semua anggota organisasi. Konflik tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi karena disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang datangnya dari dalam sifat manusia. Sifat manusia ini bukanlah hal yang dengan mudah bisa diubah.

Sebab-sebab Konflik :

  1. Persaingan Terhadap Sumber-sumber Daya yang Langka
  2. Ketergantungan Tugas
  3. Batas – batas Bidang Kerja
  4. Kriteria Kinerja Tidak Sesuai
  5. Perbedaan Dalam Tujuan dan Prioritas
 

ETIKA INTERNAL ORGANISASI YANG ANTI KECURANGAN January 5, 2010

Filed under: 1 — fery24 @ 1:16 pm

Setiap organisasi bertanggungjawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai. Kultur tersebut harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu organisasi atau suatu entitas. Dalam intansi misalnya perusahaan telah menghimpun nilai-nilai luhur dari seluruh lapisan karyawan yang harus selalu dijadikan pedoman dalam segala kegiatan yang dilakukan yaitu:

  • Profesionalisme,
  • Kerjasama,
  • Keserasian,keselarasan dan keseimbangan, dan
  • Kesejahteraan

Implementasi Nilai-nilai yang terdapat dalam Budaya Kerja tersebut dalam suatu organisasi sangat erat hubungannya dengan kemauan manajemen untuk membangun suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti kecurangan, sehingga dapat mengurangi atau menghindari terjadinya 3 (tiga) kecurangan pokok seperti:

  1. kecurangan dalam laporan keuangan,
  2. kecurangan penggelapan asset dan
  3. kecurangan tindak pidana korupsi.

Faktor-faktor penentu keberhasilan

Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti kecurangan yang akan mendukung secara efektif penerapan nilai – nilai budaya kerja, sangat erat hubungan dengan hal-hal atau faktor-faktor penentu keberhasilannya yang saling terkait satu dengan yang lainnya sebagai berikut :

  • Komitmen dari Top Manajemen Dalam Organisasi
  • Membangun Lingkungan Organisasi Yang Kondusif
  • Perekrutan dan Promosi Pegawai
  • Pelatihan Yang Berkesinambungan
  • Menciptakan Saluran Komunikasi Yang Efektif
  • Penegakan kedisiplinan
Setiap organisasi bertanggungjawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh

pegawai. Kultur tersebut harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu organisasi atau suatu entitas. Dalam intansi misalnya perusahaan telah menghimpun nilai-nilai luhur dari seluruh lapisan karyawan yang harus selalu dijadikan pedoman dalam segala kegiatan yang dilakukan yaitu:

– Profesionalisme,

– Kerjasama

– Keserasian,keselarasan dan keseimbangan

– Kesejahteraan

Implementasi Nilai-nilai yang terdapat dalam Budaya Kerja tersebut dalam

suatu organisasi sangat erat hubungannya dengan kemauan manajemen untuk membangun suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti kecurangan, sehingga dapat mengurangi atau menghindari terjadinya 3 (tiga) kecurangan pokok seperti:

(1) kecurangan dalam laporan keuangan

(2) kecurangan penggelapan asset dan

(3) kecurangan tindak pidana korupsi.

Faktor-faktor penentu keberhasilan

Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti kecurangan yang akan mendukung secara efektif penerapan nilai – nilai

budaya kerja, sangat erat hubungan dengan hal-hal atau faktor-faktor penentu keberhasilannya yang saling terkait satu dengan yang lainnya sebagai berikut :

–          Komitmen dari Top Manajemen Dalam Organisasi

–        Membangun Lingkungan Organisasi Yang Kondusif

–          Perekrutan dan Promosi Pegawai

–          Pelatihan Yang Berkesinambungan

–          Menciptakan Saluran Komunikasi Yang Efektif

–          Penegakan kedisiplinan

Perekrutan dan Promosi Pegawai

 

Kegiatan Di Saddam-Suep (Kosan) December 30, 2009

Filed under: 1 — fery24 @ 8:33 pm

Orang – orang yang tinggal di saddam-suep(kosan) mempunyai macam – macam kegiatan yang tidak pernah bisa di bayangkan oleh orang – orang luar. Mereka yang tinggal di saddam-suep (kosan) itu mempunyai solidaritas yang tinggi, walaupun mereka berbeda – beda tempat tinggal aslinya. Mereka berbeda dengan orang lain, contohnya saja dalam kehidupan sehari – hari. Biasanya kalo orang biasa melakukan kegiatan itu pada pagi hari sampai sore, tetapi mereka yang tinggal di saddam – suep (kosan) melakukan semua kegiatannya pada malam hari.

Contoh kegiatan mereka:

  1. Main kartu remi dari pagi hari sampai adzan subuh
  2. M***k
  3. Main sulap
  4. Sampai membuat kreatifitas dari barang bekas menjadi barang yang berguna atau karya seni
 

Restrukturisasi Organisasi Pengelola Pendidikan

Filed under: 1 — fery24 @ 8:20 pm

Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan pendidikan yang mencerminkan jiwa otonomi, antara lain:

  1. Struktur organisasinya lebih gemuk ke bawah, berbentuk piramid dengan kerucut ke atas;
  2. Tidak banyak banyak unit-unit khusus, pokja, tim kerja, staf ahli yang tidak jelas eselonisasinya;
  3. Beban tugas organisasi lebih banyak pada unit organisasi tingkatan bawah, tetapi tidak disertai dengan imbalan yang memadai sesuai dengan beban pekerjaannya;
  4. Setiap tugas pokok dan fungsi unit-unit organisasi ditata dan diatur secara lengkap dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan tertulis;
  5. Mekanisme pelaksanaan kerja, tugas, kebijakan, keputusan yang menyangkut mekanisme sistem pelaksanaan tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja, selalu diagendakan dan dibuat secara tertulis serta disampaikan kepada seluruh anggota organisasi;
  6. Mempunyai rencana strategis yang berjenjang dengan target, acuan, alat, mekanisme pengendalian dan evaluasi serta akuntabilitas yang jelas;
  7. Ada transparansi dalam setiap pengelolaan sumber-sumber pembiayaan organisasi;
  8. Ada perimbangan penbiayaan dan profit sharing antara unit- unit pusat dengan unit-unit pelakana pada tingkat bawah.

Persyaratan utama dalam bobot muatan kurikulum harus mendasar, kuat, dan lebih luas. Mendasar, dalam arti terkait
dengan pemberian kemampuan dalam upaya memenuhi kebutuhan mendasar peserta didik sebagai individu maupun
anggota masyarakat. Kuat, dalam arti terkait dengan isi dan proses pembelajaran atau penyiapan peserta didik untuk menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang kuat, sehingga memiliki kemampuan untuk mandiri dalam meningkatkan kualitaspemenuhan kebutuhan mendasarnya. Luas, dalam arti terkait dengan pemanfaatan dan pendayagunaan potensi dan peluang yang ada dan dapat dijangkau oleh peserta didik. Potensi dan peluang tersebut didayagunakan baik pada saat proses pembelajaran maupun pada saat penerapan hasil pembelajaran.
Ketiga aspek tersebut secara bersama-sama memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai kemungkinan kondisi, potensi dan peluang yang ada di lingkungannya.

 

Proses Manajemen Strategis

Filed under: 1 — fery24 @ 7:54 pm

Strategi pada hakikatnya merupakan rencana tindakan yang bersifat umum, berjangka panjang (berorientasi ke masa depan), dan cakupannya luas. Oleh karena itu, strategi biasanya dirumuskan dalam kalimat yang kandungan maknanya sangat umum dan tidak merujuk pada tindakan spesifik atau rinci. Namun demikian, dalam manajemen strategi tidak berarti bahwa .tindakan rinci dan spesifik. yang biasanya dirumuskan dalam suatu program kerja tidak harus disusun. Sebaliknya, program-program kerja tersebut harus direncanakan pula dalam proses manajemen strategi dan bahkan harus dapat dirumuskan ataudiidentifikasi ukuran kinerjanya. Kegagalan dalam merumuskan ukuran kinerja yang sesuai, seringkali menjadi penyebab kegagalan organisasi dalam mencapai misinya.

Proses sendiri adalah arus informasi melalui beberapa tahap analisis yang saling terkait menuju pencapaian tujuan atau cita-cita. Dalam proses manajemen strategi, arus informasi mencakup data historis, data saat ini, dan data ramalan tentang operasi dan lingkungan bisnis. Memandang manajemen strategi sebagai sebuah proses mengandung beberapa implikasi penting.

Pertama, suatu perubahan pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa atau semua komponen yang lain. Kedua, bahwa perumusan dan implementasi strategi terjadi secara berurutan, dan ketiga akan diperlukan umpan balik dari pelembagaan, tinjauan ulang (review), dan evaluasi terhadap tahap-tahap awal proses ini. Gordon E. Greenley (1989:16) menyatakan proses manajemen strategi terdiri dari empat (4) tahap utama :

  1. Analysing the environment.
  2. Planning direction.
  3. Planning strategy.
  4. Implementing strategy.

Menurut Jauch dan Glueck (1998:6) proses manajemen strategi adalah: .Cara atau jalan dimana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan. Beberapa tahapan penting yang dirumuskan, yaitu :

  1. Menetapkan misi dan tujuan perusahaan
  2. Meneliti ancaman dan peluang
  3. Meneliti kekuatan dan kelemahan
  4. Mempertimbangkan alternatif strategi
  5. Memilih strategi
  6. Implementasi strategi
  7. Evaluasi strategi

Sementara itu proses manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson (1997:20), mengandung sembilan tugas penting yaitu :

  • Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (phylosophy), dan tujuan(goal).
  • Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya.
  • Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor kontekstual umum.
  • Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber dayanya dengan lingkungan ekstern.
  • Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.
  • Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.
  • Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.
  • Mengimplementasikan pilihan strategik dengan mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, Struktur, teknologi, dan sistem imbalan.
  • Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi pengambilan keputusan yang akan datang.
 

MANAJEMEN STRATEGI

Filed under: 1 — fery24 @ 6:04 pm

Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah suatu seni (keterampilan), teknik, dan ilmu merumuskan, mengimplmentasikan, dan mengevaluasi serta mengawasi berbagai keputusan fungsional organisasi (bisnis dan non bisnis) yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal, yang senantiasa berubah sehigga memberikan kemampuan kepada organisasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.  Defnisi ini secara tidak langsung menunjuk dan memusatkan pada pengintegrasian manajemen, pemasaran, sumberdaya manusia, keuangan,riset dan pengembangan.

Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi terdiri dari 4 (empat) tahapan:

  1. perumusan (formulasi) strategi,
  2. implementasi strategi, dan
  3. evaluasi strategi.

PRINSIP MANAJEMEN STRATEGI

  1. Perencanaan Strategis Menembus (merembes),Semua manajer pada berbagai divisi harus belajar berfikir strategis.  Semua tingkat manajerial temasuk supervisor akan terlibat dalam manajemen strategi dengan cara tertentu.  Setiap tingkat pola dan cara yang akan diambil berbeda, tetapi mengarah pada suatu tujuan yang telah ditetapkan.
  2. Proses Perencanaan Komprehensif, artinya perencaan di dasarkan pada kebutuhan dan pengembangan usaha,     bukan di buat asal-asalan.

Manfaat hubungan antara fungsi bisnis dan proses manajemen strategi tidak boleh diabaikan.Secara umum ada tiga fungsi utama bisnis, yaitu produksi, pemasaran, dan keuangan.  Selain itu terdapat juga fungsi yang lain seperti sumberdaya manusia, riset dan pengembangan, serta hubungan dengan masyarakat.  Kesemuanya mempunyai pengaruh langsung, utama, dan sangat besar terhadap proses manajemen strategi.